Kurikulum baru pendidikan nasional yang
sedang dipersiapkan pemerintah bersama tim penyusun, nantinya akan
memangkas jumlah mata pelajaran menjadi lebih sedikit, sehingga
meringankan peserta didik. Demikian dikatakan Wamendikbud bidang
Pendidikan, Musliar Kasim.
"Jumlah mata pelajaran yang banyak
membebani siswa, dan menyebabkan siswa menjadi bosan,” katanya dalam
pertemuan pers bersama Wamendikbud bidang kebudayaan Wiendu Nuryanti,
terkait Gerakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa, di Jakarta, Kamis
(27/9/2012) petang.
Ia mengatakan kurikulum mendatang yang
sedang disusun oleh tim yang terdiri para pakar dan tokoh pendidikan
seperti Franz Magnis Suseno, Prof Juwono Sudarsono, serta lainnya, akan
ditekankan pada model pembelajaran tematik, dan lebih mengarah pada
pendidikan karakter.
Menurut dia, pendidikan karakter akan lebih banyak dipelajari siswa di tingkat sekolah dasar dimulai sejak dini.
Semakin tinggi jenjangnya, pelajaran terkait pendidikan karakter berkurang, dan diganti dengan pelajaran keilmuan.
Musliar mengatakan perubahan kurikulum tersebut merupakan program besar Kemdikbud yang dimulai sejak 2010.
Sementara itu, Wamendikbud bidang
kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan kurikulum yang sedang dalam
penyusunan tersebut diharapkan akan memberikan perubahan pada model
pembelajaran yang memberikan ruang gerak bagi siswa untuk berekspresi
seluas-luasnya.
"Pembangunan karakter sebagai sentral
dari pendidikan nasional akan disinergikan dengan kebudayaan untuk
menyebarkan virus pembangunan karakter dan targetnya bukan hanya peserta
didik tetapi juga guru dan masyarakat luas yang diwakili oleh
komunitas-komunitas seperti seniman dan budayawan dan sebagainya,”
katanya.
Penyusunan kurikulum pendidikan nasional
yang baru diharapkan rampung pada Februari 2013. Sebelum disahkan dan
diaplikasikan, pemerintah akan melakukan uji publik terhadap rancangan
kurikulum itu untuk memperoleh kritik dan masukan dari masyarakat.
Kemdikbud saat ini telah membentuk dua
tim, yakni tim pertama bertugas menyusun kurikulum pendidikan dasar dan
menengah. Adapun tim kedua bertugas menyusun kurikulum pendidikan
tinggi.
Tim penyusun juga mengevaluasi kurikulum
yang berlaku saat ini, seperti soal banyaknya mata pelajaran yang harus
dipelajari siswa, jam sekolah, hingga mencari penyebab mengapa sering
terjadi tawuran siswa, rendahnya kemampuan siswa berbahasa asing, serta
berbagai persoalan lain.
Gerakan Pembangunan Karakter
Wamendikbud Wiendu Nuryanti menjelaskan
rencana pemerintah untuk melaksanakan kegiatan Gerakan Nasional
Pembangunan Karakater Bangsa melalui program penanaman nilai budaya di
lingkungan sekolah yang dilaksanakan di 10 propinsi, antara lain DKI
Jkaarta, Aceh, Banten, Jawa Barat, NTB dan Maluku.
"Selain menyasar sekolah, gerakan
pembangunan karakter juga akan dilaksanakan kepada masyarakat luas
melalui Gerakan Bersih Desa Budaya yang difokuskan pada desa-desa yang
dengan tradisinya masih menjalankan dan menopang karifan lokal, seperti
budaya gotong royong,” katanya.
Program Gerakan Bersih desa pada tahap
awal sebagai pilot project dilaksanakan di enam daerah, yakni Laweyan,
Lasem , Setu Babakan, Sasirangan, Pandesikek dan Cuci Nagari Maluku.
Satu pertanyaan yang patut dilontarkan pada setiap guru. Sudah siapkah guru menghadapi kurikulum 2013 ini? sepantasnya guru yang profesional apalagi yang sudah bersertifikasi perubahan Kurikulum bukan merupakan halangan apalagi beban.
sumber: http://www.beritakaget.com/berita/2888/kurikulum-baru-pangkas-jumlah-mata-pelajaran.html
|